Jumat, 15 Juli 2011

drama singkat "umar bin khatab"


Judul drama : Umar Bin Khattab
Sutradara/penulis skenario : Hasbun.H
Para pelaku :
1)    Hasbun.H   sebagai  Umar Bin Khattab
2)    Devi sintia  sebagai  Fatimah
3)    Aliyudin      sebagai  Zaid
4)    Murni          Sebagai  kawan 1
5)    Raslian        sebagai  kawan 2
6)    Suprayogi   sebagai  Malaikat

Kisah ini menceritakan tentang Umar bin khattab yang awalnya menentang ajaran agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yaitu agama islam. Namun, berkat perjuangan Fatimah , Zaid dan kawan-kawannya, akhirnya Umar pun sadar.

(Fatimah,Zaid dan dua orang kawannya sedang mengaji,tiba-tiba Umar muncul)

Umar       : Fatimah….!!! Apa yang kau lakukan disini?
Bukankah sudah kukatakan,tak perlu kau mengikuti ajaran Muhammad, terkutuklah kau Fatimah karena telah meninggalkan ajaran Latta dan Uzza.
Fatimah : sadarlah, Umar tak perlu kau marah seperti itu tidakkah kau lihat kami sedang mengaji. Jangan kau berkata seperti itu. Ajaran Muhammad adalah ajaran yang paling benar.
Umar      : tidak, cukup . . . cukup. Aku tak mau mendengar semua itu.

(lalu meninggalkan tempat tersebut )

Fatimah :  Ya Allah, yang maha pengampun dan maha penyayang ampunilah dosa kakakku, Umar. Bukankah pintu hatinya, agar ia memilih jalan yang benar ysitu sgsms ysng diridhoi.
Zaid         : sudalah, Fatimah …. Serahkan semua kepada Allah sekarang, lebih baik kita mencari tempat lain yang aman untuk beribadah.
Kawan 1 dan
 kawan 2  : (serempak) benar Fatimah

(keluar,tak lama kemudian ,masuk kembali)
(Fatimah , zaid dan dua orang kawan wanitanya sedang mengaji, umar muncul lagi )

Umar      : kenapa lagi kalian berada disini?
Buku apa yang kau baca itu Fatimah?
Fatimah : ini bukan buku Umar, tapi ini adalah kitab suci Al’Quran, merupakan kalamullah dari Allah dan jika kau ingin membacanya , maka kau harus membersihkan diri terlebih dahulu yaitu berwudhu.
Umar      : demi Latta dan Uzza, Tuhan nenek moyangku. Aku tak tertarik dengan semua itu, buat apa membersihkan diri hanya untuk membaca sebuah buku.

(sementar itu Fatimah dan kawan-kawannya masih mengaji, mereka tak memperdulikan Umar)

Umar     : Fatimah hentikan…..!!! dasar orang-orang bodoh yang melampaui batas.
Kawan 1: Astagfirullahaladzim, sadar umar . kau yang telah melampaui batas kau tersesat Umar, tersesat!
Umar     : apa…? Berani kau yaa…!! (menampar)

(zaid berusaha menahan tapi terlambat )

Zaid        : Umar, sadar…sadar…!!! Dia adalah  kawan adikmu, tak sepantasnya kau berbuat seperti itu kepadanya.
Fatimah : Umar, kakakku ingat…!! Meskipu kau bunuh aku sekalipun, aku ikhlas. Aku akan melepaskan keyakinanku. Aku akan terus mengikuti ajaran Muhammad. Mudah-mudahan kau segera mendapatkan hidayah, Umar
Kawan 2 : benar Umar, kami takkan mengikuti ajaran nenek moyangmu itu…hanya   hidayah Allah yang akan menolongmu.
Fatimah : (Fatimah mengaji surat Tooha : 1-7)

(Terdengar suara dari langit menggema)
Malaikat : wahai Umar, sadarlah engkau!
Umar      : Fatimah…! Zaid…! Suara apa itu? Apakah kalian mendengarnya?
Malaikat : Umar, segerahlah bertaubat. Bukankah telah dating peringatan padamu untuk tidak menyekutukanNya, tapi mengapa kau menyia-nyia peringatan itu Allah itu Maha Esa, ia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan dan tak ada satupun yang menyamainya. Janganlah kau berpaling, sesungguhnya Allah Maha penyayang lagi maha pengampun.
(umar ketakutan dan terduduk lemas sambil berdoa)
 Umar       : Ya Tuhan, ampunilah aku yang hina dan sombong ini hamba melampaui batas. Selam ini hamba telah menyekutukanmu.

Selesai



DASAR-DASAR PEMERAN
( DRAMA )

UNILAKI.jpg






OLEH
KELOMPOK 6 :
1)            HASBUN.H
2)            SUPRAYOGI
3)            DEVI SINTIA
4)            ALIYUDIN
5)            MURNI
6)            RASLIAN

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAKIDENDE
2010/2011

teori motivasi belajar


TEORI MOTIVASI
Mengenal Teori Motivasi dapat diartikan sebagai faktor pendorong yang berasal dalam diri manusia, yang akan mempengaruhi cara bertindak seseorang. Dengan demikian, motivasi kerja akan berpengaruh terhadap performansi pekerja.
Untuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa teori tentang motivasi, antara lain :
1. Teori Motivasi Douglsa McGregor ( X dan Y )
Teori ini dikemukakan oleh Douglas McGregor yang menyatakan bahwa dua pandangan yang jelas berbeda mengenai manusia, pada dasarnya satu negatif (teori X) yang mengandaikan bahwa kebutuhan order rendah mendominasi individu, dan satu lagi positif (teori Y) bahwa kebutuhan order tinggi mendominasi individu.
2. Teori Motivasi - Higiene
Dikemukakan oleh psikolog Frederick Herzberg, yang mengembangkan teori kepuasan yang disebut teori dua faktor tentang motivasi. Dua faktor itu dinamakan faktor yang membuat orang merasa tidak puas atau faktor-faktor motivator iklim baik atau ekstrinsik-intrinsik tergantung dari orang yang membahas teori tersebut. Faktor-faktor dari rangkaian ini disebut pemuas atau motivator yang meliputi:
·       - prestasi (achievement)
·       - Pengakuan (recognition)
·       - Tanggung Jawab (responsibility)
·       - Kemajuan (advancement)
·       - Pekerjaan itu sendiri ( the work itself)
·       - Kemungkinan berkembang (the possibility of growth)
3. Teori Motivasi kebutuhan McClelland
Teori ini memfokuskan pada tiga kebutuhan, yaitu :
·       - prestasi (achievement)
·       - Kekuasaan (power)
·       - Afiliasi (pertalian)

4. Teori Motivasi Harapan - Victor Vroom
Teori ini berargumen bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dengan suatu cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu keluaran tertentu, dan pada daya tarik dari keluaran bagi individu tersebut.Teori pengharapan mengatakan seorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia meyakini upaya akan menghantarkan ke suatu penilaian kinerja yang baik, suatu penilaian yang baik akan mendorong ganjaran-ganjaran organisasional, seperti bonus, kenaikan gaji, atau promosi dan ganjaran itu akan memuaskan tujuan pribadi karyawan tersebut.



5. Teori Motivasi Keadilan
Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa orang-orang dimotivasi oleh keinginan untuk diperlakukan secara adil dalam pekerjaan. Individu bekerja untuk mendapat tukaran imbalan dari organisasi
6. Reinforcement theory
Teori motivasi ini tidak menggunakan konsep suatu motif atau proses motivasi. Sebaliknya teori ini menjelaskan bagaimana konsekuensi perilaku dimasa yang lalu mempengaruhi tindakan dimasa yang akan datang dalam proses pembelajaran.Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu, maka akan banyak menentukan  kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.
7.Menurut Hilgard dan Atkinson, tidaklah mudah untuk menjelaskan motifasi     sebab :
1)      Pernyataan motif antar orang adalah tidak sama, budaya yang berbeda akan      menghasilkan ekspresi motif yang berbeda pula.
2)       Motif yang tidak sama dapat diwujudkan dalam berbagai prilaku yang tidak sama.
3)       Motif yang tidak sama dapat diekspresikan melalui prilaku yang sama.
4)       Motif dapat muncul dalam bentuk-bentuk prilaku yang sulit dijelaskan
5)       Suatu ekspresi prilaku dapat muncul sebagai perwujudan dari berbagai motif.
Berikut ini dikemukakan huraian mengenai motif yang ada pada manusia sebagai factor pendorong dari prilaku manusia :
Motif Kekuasaan
Merupakan kebutuhan manusia untuk memanipulasi manusia lain melalui keunggulan-keunggulan yang dimilikinya. Clelland menyimpulkan bahwa motif kekuasaan dapat berfifat negatif atau positif. Motif kekuasaan yang bersifat negatif berkaitan dengan kekuasaan seseorang. Sedangkan motif kekuasaan yang bersifat positif berkaitan dengan kekuasaan social (power yang dipergunakan untuk berpartisipasi dalam mencapai tujuan kelompok
Motif Berprestasi
Merupakan keinginan atau kehendak untuk menyelesaikan suatu tugas secara sempurna, atau sukses didalam situasi persaingan (Chelland). Menurut dia, setiap orang mempunyai kadar n Ach (needs for achievement) yang berlainan. Karakteristik seseorang yang mempunyai kadar n Ach yang tinggi (high achiever) adalah :
1)   Risiko moderat (Moderate Risks) adalah memilih suatu resiko secara moderat
2)   Umpan balik segera (Immediate Feedback) adalah cenderung memilih tugas yang segera   dapat memberikan umpan balik mengenai kemajuan yang telah dicapai dalam mewujudkan tujuan, cenderung memilih tugas-tugas yang mempunyai criteria performansi yang spesifik.
3)    Kesempurnaan (accomplishment) adalah senang dalam pekerjaan yang dapat memberikan kepuasaan pada dirinya.
4)    Pemilihan tugas adalah menyelesaikan pekerjaan yang telah di pilih secara  tuntas dengan usaha maiksimum sesuai dengan kemampuannya

• Motif Untuk Bergabung
Menurut Schachter motif untuk bergabung dapat diartikan sebagai kebutuhan untuk berada bersama orang lain. Kesimpulan ini diperoleh oleh Schachter dari studinya yang mempelajari hubungan antara rasa takut dengan kebutuhan berafiliansi.
Motif Keamanan (Security Motive)
Merupakan kebutuhan untuk melindungi diri dari hambatan atau gangguan yang akan mengancam keberadaannya. Di dalam sebuah perusahaan misalnya, salah satu cara untuk menjaga agar para karyawan merasa aman di hari tuanya kelak, adalah dengan memberikan jaminan hari tua, pesangon, asuransi, dan sebagainya

• Motif Status (Status Motive)
Merupakan kebutuhan manusia untuk mencapai atau menduduki tingkatan tertentu di dalam sebuah kelompok, organisasi atau masyarakat. Parsons, seorang ahli sosiologi menyimpulkan adanya beberapa sumber status seseorang yaitu :
1)   Keanggotaan di dalam sebuah keluarga. Misalnya, seorang anggota keluarga yang memperoleh status yang tinggi oleh karena keluarga tersebut mempunyai status yang tinggi di lingkungannya.
2)    kualitas perseorangan yang termasuk dalam kualitas perseorangan antara lain karakteristik fisik, usia, jenis kelamin, kepribadian.
3)   Prestasi yang dicapai oleh seseorang dapat mempengaruhi statusnya. Misalnya,pekerja yang berpendidikan, berpengalaman, mempunyai gelar, dsb.
4)   Aspek materi dapat mempengaruhi status seseorang di dalam lingkungannya.
      Misalnya, jumlah kekayaan yang dimiliki oleh seseorang.
5)   Kekuasaan dan kekuatan (Autoriry and Power). Dalam suatu organisasi, individu yang memiliki kekuasaan atau kewenangan yang formal akan memperoleh status yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu-individu yang ada di bawahnya.
Selain dari teori-teori di atas, Teori Motivasi itu juga dapat dirumuskan kembali
menjadi 3 kelompok, yaitu :
A. Teori Kepuasan ( Content Theory )
B. Teori Proses ( Process Theory )
C. Teori Pengukuhan ( Reinforcement Theory )


Teori Belajar Behavioristik

1.      Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman [1].
Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000:143). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pebelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pebelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pebelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.
Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka respon juga semakin kuat.
Beberapa prinsip dalam teori belajar behavioristik, meliputi: (1) Reinforcement and Punishment; (2) Primary and Secondary Reinforcement; (3) Schedules of Reinforcement; (4) Contingency Management; (5) Stimulus Control in Operant Learning; (6) The Elimination of Responses (Gage, Berliner, 1984).
Tokoh-tokoh aliran behavioristik di antaranya adalah Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Skinner. Berikut akan dibahas karya-karya para tokoh aliran behavioristik dan analisis serta peranannya dalam pembelajaran.
  •  

2. Teori Belajar Menurut Thorndike

Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan. Jadi perubahan tingkah laku akibat kegiatan belajar dapat berwujud konkrit, yaitu yang dapat diamati, atau tidak konkrit yaitu yang tidak dapat diamati. Meskipun aliran behaviorisme sangat mengutamakan pengukuran, tetapi tidak dapat menjelaskan bagaimana cara mengukur tingkah laku yang tidak dapat diamati. Teori Thorndike ini disebut pula dengan teori koneksionisme (Slavin, 2000).
Ada tiga hukum belajar yang utama, menurut Thorndike yakni (1) hukum efek; (2) hukum latihan dan (3) hukum kesiapan (Bell, Gredler, 1991). Ketiga hukum ini menjelaskan bagaimana hal-hal tertentu dapat memperkuat respon.

3. Teori Belajar Menurut Watson

Watson mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus dapat diamati (observable) dan dapat diukur. Jadi walaupun dia mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam diri seseorang selama proses belajar, namun dia menganggap faktor tersebut sebagai hal yang tidak perlu diperhitungkan karena tidak dapat diamati. Watson adalah seorang behavioris murni, karena kajiannya tentang belajar disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain seperi Fisika atau Biologi yang sangat berorientasi pada pengalaman empirik semata, yaitu sejauh mana dapat diamati dan diukur.

4 Teori Belajar Menurut Clark Hull

Clark Hull juga menggunakan variabel hubungan antara stimulus dan respon untuk menjelaskan pengertian belajar. Namun dia sangat terpengaruh oleh teori evolusi Charles Darwin. Bagi Hull, seperti halnya teori evolusi, semua fungsi tingkah laku bermanfaat terutama untuk menjaga agar organisme tetap bertahan hidup. Oleh sebab itu Hull mengatakan kebutuhan biologis (drive) dan pemuasan kebutuhan biologis (drive reduction) adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus (stimulus dorongan) dalam belajarpun hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun respon yang akan muncul mungkin dapat berwujud macam-macam. Penguatan tingkah laku juga masuk dalam teori ini, tetapi juga dikaitkan dengan kondisi biologis (Bell, Gredler, 1991).

5. Teori Belajar Menurut Edwin Guthrie

Azas belajar Guthrie yang utama adalah hukum kontiguiti. Yaitu gabungan stimulus-stimulus yang disertai suatu gerakan, pada waktu timbul kembali cenderung akan diikuti oleh gerakan yang sama (Bell, Gredler, 1991). Guthrie juga menggunakan variabel hubungan stimulus dan respon untuk menjelaskan terjadinya proses belajar. Belajar terjadi karena gerakan terakhir yang dilakukan mengubah situasi stimulus sedangkan tidak ada respon lain yang dapat terjadi. Penguatan sekedar hanya melindungi hasil belajar yang baru agar tidak hilang dengan jalan mencegah perolehan respon yang baru. Hubungan antara stimulus dan respon bersifat sementara, oleh karena dalam kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin diberi stimulus agar hubungan stimulus dan respon bersifat lebih kuat dan menetap. Guthrie juga percaya bahwa hukuman (punishment) memegang peranan penting dalam proses belajar. Hukuman yang diberikan pada saat yang tepat akan mampu mengubah tingkah laku seseorang.
Saran utama dari teori ini adalah guru harus dapat mengasosiasi stimulus respon secara tepat. Pebelajar harus dibimbing melakukan apa yang harus dipelajari. Dalam mengelola kelas guru tidak boleh memberikan tugas yang mungkin diabaikan oleh anak (Bell, Gredler, 1991).

6. Teori Belajar Menurut Skinner

Konsep-konsep yang dikemukanan Skinner tentang belajar lebih mengungguli konsep para tokoh sebelumnya. Ia mampu menjelaskan konsep belajar secara sederhana, namun lebih komprehensif. Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dengan lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku, tidaklah sesederhana yang dikemukakan oleh tokoh tokoh sebelumnya. Menurutnya respon yang diterima seseorang tidak sesederhana itu, karena stimulus-stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi antar stimulus itu akan mempengaruhi respon yang dihasilkan. Respon yang diberikan ini memiliki konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi-konsekuensi inilah yang nantinya mempengaruhi munculnya perilaku (Slavin, 2000). Oleh karena itu dalam memahami tingkah laku seseorang secara benar harus memahami hubungan antara stimulus yang satu dengan lainnya, serta memahami konsep yang mungkin dimunculkan dan berbagai konsekuensi yang mungkin timbul akibat respon tersebut. Skinner juga mengemukakan bahwa dengan menggunakan perubahan-perubahan mental sebagai alat untuk menjelaskan tingkah laku hanya akan menambah rumitnya masalah. Sebab setiap alat yang digunakan perlu penjelasan lagi, demikian seterusnya.
Skinner dan tokoh-tokoh lain pendukung teori behavioristik memang tidak menganjurkan digunakannya hukuman dalam kegiatan pembelajaran. Namun apa yang mereka sebut dengan penguat negatif (negative reinforcement) cenderung membatasi pebelajar untuk berpikir dan berimajinasi.
Menurut Guthrie hukuman memegang peranan penting dalam proses belajar. Namun ada beberapa alasan mengapa Skinner tidak sependapat dengan Guthrie, yaitu:
·  Pengaruh hukuman terhadap perubahan tingkah laku sangat bersifat sementara;
·  Dampak psikologis yang buruk mungkin akan terkondisi (menjadi bagian dari jiwa si terhukum) bila hukuman berlangsung lama;
·  Hukuman yang mendorong si terhukum untuk mencari cara lain (meskipun salah dan buruk) agar ia terbebas dari hukuman. Dengan kata lain, hukuman dapat mendorong si terhukum melakukan hal-hal lain yang kadangkala lebih buruk daripada kesalahan yang diperbuatnya.


TEORI MOTIVASI DAN BELAJAR







OLEH:
SUPRAYOGI
209 502 038
PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAKIDENDE
UNAAHA

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
TEORI-TEORI MOTIFASI DAN BELAJAR




OLEH :
SUPRAYOGI
209 502 038
PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAKIDENDE
UNAAHA
2009/2010

menyimak bhs indonesia


RESUME


A.       Saran Praktis Meningkatkan Keterampilan Menyimak
Untuk meningkatkan keterampilan menyimak,ada beberapa saran yang dapat kita manfaatkan,beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Bersikaplah positif
2.      Bertindaklah responsif
3.      Cegalah gangguan-gangguan
4.      Simak dan tangkaplah maksud pembicara
5.      Carilah tanda-tanda apa yang akan datang
6.      Carilah rangkuman pembicaraan terdahulu
7.      Nilailah bahan-bahan penunjang
8.      Carilah petunjuk-petunjuk nonverbal
Demikian telah dikmukakan 8 saran praktis untuk meningkatkan keterampilan menyimak, agar mendapat gambaran menyeluruh dan utuh mengenai pembicaran diatas!

B.     Upaya Menyimak Tepat Guna

Menjadi seorang penyimak yang baik, penyimak yang tepat guna memang merupakan keinginan yang terpuji. Berikut ini kita ketengahkan beberapa upaya agar kita dapat meningkatkan diri kita menjadi penyimak yang lebih tepat guna.
1.      Kembangkanlah suatu kemampuan atau kesudian menyimak.
2.      Menyimak lebih lama
3.      Menyimaklah lebih sering
4.      Menyimaklah dengan penuh aspek
5.      Menyimaklah dengan umpan balik
6.      Menyimaklah tanpa penilaian atau keputusan yang prematur
7.      Menyimaklah dengan tenang dan tenggang hati
8.      Menyimaklah secara analisis
9.      Menyimaklah tanpa keadaan membela diri
10.  Menyimaklah dengan prasangka dan steoretip yang minim
11.  Simaklah dengan tanda-tanda nonverbal dan carilah hal-hal yang tidak konsekuen

C.    Aneka kendala menyimak efektif

Ada berbagai kondisi internal yang justru dapat menghalangi kita menjadi penyimak yang efektif, berikut ini kita coba mempertimbangkan satu persatu:
1.   Keegosentrisan
2.   Keengganan
3.   Ketakutan akan perubahan
4.   Keinginan menghindari pertanyaan
5.   Puas terhadap penampilan eksternal.
6.   Pertimbangan yang prematur
7.   Kebingungan semantik


D.  perilaku menyimak
Perilaku dalam kegiatan menyimak yakni ada dua yaitu menyimak faktual dan menyimak empatik.

E.  Meningkatkan prilaku menyimak

Dibawah ini kita kemukakan beberapa lankah khusus unt5uk meningkatkan keterampilan menyimak, terutama bagi peningkatan perilaku menyimak:
a.    Menerima keanehan sang pembicara
b.   Memperbaiki sikap
c.    Memperbaiki lingkungan
d.   Jangan dulu memberikan pertimbangan
e.    Meningkatkan pembuatan catatan
f.    Menyaring tujuan-tujuan menyimak yang spesifik
g.   Memanfaatkan waktu secara bijaksana
h.   Menyimak secara rasional
i.     Berlatih menyimak bahan-bahan yang sulit

Faktor pemengaruh menyimak

Ada pakar yang mengatakann bahwa ada lima faktor yang mempengaruhi menyimak, yaitu:
a)   Sikap
b)   Motivasi
c)   Pribadi
d)  Situasi kehidupan
e)   Peranan dalam masyarakat

Pakar lain yang mengemukakan hal-hal berikut ini yang mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak :
a)   Pengalaman
b)   Pembawaan
c)   Sikap atau pendirian
d)  Motivasi,daya penggerak, prayejana
e)   Perbedaan jenis kelamin atau seks.



Ada pula pakar yang mengemukakan faktor-faktor berikut ini:
a)   Faktor lingkungan
b)   Faktorb fisik
c)   Faktor psikologis
d)  Faktor pengalaman

Ada 10 faktor pemengaruh penyimak:
1.   Faktor fisik
2.   Faktor psikologis
3.   Faktor pengalaman
4.   Faktor sikap
5.   Faktor motivasi
6.   Faktor jenis kelamin
7.   Faktor lingkungan
8.   Faktor peranan dalam masyarakat
9.   Kebiasaan jelek dalam menyimak
10.  Menyimak supersensitife


Mengapa orang tidak menyimak?

Ada beberapa sebab yang dapat membuat orang tidak menyimak, antara lain:
a)Orang berada dalam keadaan capek
b)   Orang berada dalam keadaan tergesa-gesa
c)Orang berada dalam keadaaan bingung
d)  Orang yang dapat dibingungkan oleh faktor-faktor lain


Perilaku jelek dalam menyimak?

Perilaku-perilaku yang termasuk jelek atau tidak baik dalam praktek menyimak.yaitu sebagai berikut:
a)   Tidak mau menerima keanehan sang pembicara
b)   Tidak mau memperbaiki sikap
c)   Tidak mau memperbaiki lingkungan
d)  Tidak dapat menahan diri
e)   Tidak mau meningkatkan pembuatan catatan
f)    Tidak tahu dan tidak mau menyaring tujuan khusus
g)   Tidak memanfaatkan waktu secara tepat guna
h)   Tidak dapat menyimak secara rasional
i)     Tidak mau berlatih menyimak hal-hal yang sulit





Kesalahpahman
Diantara sekian banyak kesalahpahaman yang berkaitan dengan perilaku menyimak, adalah sebagai berikut:
a)   Anggapan bahwa semua perilaku menyimak itu sama saja
b)   Anggapan bahwa mendengar dan menyimak sama saja
c)   Anggapan bahwa menyimak tidak dapat dikembangkan atau ditingkatkan
d)  Anggapan bahwa hanya sedikit waktu yang diperlukan buat menyimak.


Aneka permasalahan menyimak
Diantara sekian banyak masalah yang harus kita selesaikan itu ialah sebagai berikut:
1)         Memprasangkai sang pembicara
2)         Berpura-pura menaruh perhatian
3)         Kebingungan
4)         Pertimbangan yang prematur
5)         Salah membuat catatan
6)         Hanya menyimak fakta-fakta
7)         Melamun
8)         Bereaksi secara emosional.

 

 

Memilih bahan simakan yang menarik perhatian

 Kita akan secara khusus memperbincangkan bagaimana cara memilih bahan simakan yang menarik perhatian dan selanjutnya pembicaraan itu kita pecah menjadi bagian-bagian sebagai berikut:
1)      Perbedaan antara duolog dan dialog
2)      Batasan dan teori-teori perhatian
3)      Perhatian dalam komunikasi
4)      Hubungan antara menyimak dan perhatian
5)      Faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian penyimak
6)      Mengapa kita menyimak; apa yang menarik perhatian kita?

 

 

Kesimpulan:


Menyimak sangatlah penting,dimana dengan menyimak kita akan banyak memperoleh ilmu dari seorang pembicara yang menyampaikan pembicaraannya,agar dalam menyimak dapat efektif kita mestinya harus dan tujuan kita dapat tercapai maka siasat-siasat berikut ini dapat dipergunakan dan dimanfaatkan:

a)   Buanglah prasangka yang ada
b)   Manfaatkanlah umpan balik non verbal
c)   Gunakanlah umpan balik verbal
d)  Kemukakanlah pertanyaan-pertanyaan yang jitu dan tepat
e)   Praktekkanlah aneka tipe menyimak yang berbeda-beda, sesuai dengan situasi dan tujuan.

Dalam menyimak juga banyak kendala-kendala atau faktor-faktor yang mempengaruhi kita dalam menyimak,baik itu faktor fisik,faktor psikologis,faktor pengalaman,faktor sikap, faktor motivasi,faktor jenis kelamin,lingkungan,.dll, untuk menghindarinya marilah kita terapkan siasat-siasat yangada diatas!