Senin, 11 Juli 2011
APRESIASI DAN EKSPRESI SASTRA
Apresiasi dan Ekspresi sastra Nama : Suprayogi
K/S : A / VI Stambuk : 209 502 038
Doa
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu
Biar susah sungguh
Mengingat kau penuh seluruh
CayaMu panas suci
Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
DipintuMu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
oleh: Chairil Anwar
Doa adalah sajak pendek, yakni terdiri dari 15 larik yang terbagi atas 4 bait: bait pertama 7 larik, bait kedua 3 larik,bait ketiga 2 larik dan bait keempat 3 larik. Dan seperti sajak-sajak Chairil anwar yang lainnya sajak ini sangat padat dan kompleks.
Di dalam sebuah karya sastra tentunya dapat kita temukan beberapat tanda-tanda apresiasi dan ekspresi pengarang dalam membuat suatu karya sastra. Oleh karena itu setiap karya sastra dapat diapresiasi dan diekspresikan tergantung setiap individu yang membaca serta memahaminya. Puisi “DOA” ini dapat ditinjau dari beberapa tanda-tanda bahasa yang ada di dalamnya, agar dapat mengapresiasi serta ekspresi apa yang terdapat didalamnya. Tanda atau lambang itu pasti mengacu pada sesuatu dan acuan itu berada pada dalam maupun luar sajak itu dan Sajak itu adalah suatu tanda bahwa penyair ingin mengekspresikan perasaan dan pikirannya melalui si aku lirik sesuai dengan kode puisi lirik.
Untuk mengawali tinjauan ini harus diawali pada judul sajak tersebut, karena judul sangat berperan penting dalam memaknai dan menjelaskan sebuah isi puisi. Setelah kita membaca judul sajak “DOA” maka kita akan dapat cepat mengerti apa makna dari judul tersebut,mengapa? Karena semua orang pasti tahu yang namanya doa, ditinjau dari maknanya yaitu sebuah ritual agama yakni sebuah permintaan dan permohonan kepada sang khalik yaitu “Tuhan Yang Maha Esa”. Agar semua keinginannya dikabulkan,karena semua manusia tidak akan sanggup berbuat apa-apa, apabila Tuhan tidak mengizinkannya. ‘Doa’ Ini dapat kita jumpai pada sajak tersebut,yakni pada larik-larik berikut ini:
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu
Di dalam suatu doa tentunya ada sebuah permintaan aku lirik didalam kehidupannya yang terus disampaikannya kepada sang khalik secara terus menerus, biarpun kesusahan yang ada dalam hatinya ia masih terus mengingat Tuhan dan dia pun bisa melakukan hal itu karena dilandasi dengan hati yang penuh ikhlas:
Biar susah sungguh
Mengingat kau penuh seluruh
Disini kita telah mulai masuk kedalam sajak itu. Di dalam sajak ini si aku lirik tampil sebagai pembicara monolog yang menyampaikan suatu situasi atau pengalaman batin yang dialaminya terhadap sang Halikh. Situsi yang disampaikannya mengambarkan pengalaman hidup aku lirik. Hal ini dapat dilihat pada larik “Mengingat kau penuh seluruh”, sejumlah larik sajak seperti kata penunjuk orang –ku, -mu, -kau dan –aku. Ini menandakan bahwa teks sajak itu dapat dilihat sebagai pengalaman pribadi si aku lirik yang benar-benar dialaminya ketika ia mengucapkan doa kepada sang halikh dengan sepenuh jiwa. Disini dapat dilihat bahwa dalam bait pertama,kedua,ketiga dan keempat mengacu kepada pengalaman batin masa lalu si aku lirik yang menyatakan bahwa ia benar-benar ingin bertaubat dan kembali kejalanNya.
Larik pertama, “Tuhanku” suatu pernyataan atau pengaduan si aku lirik kepada sang Halikh dengan pronominal -ku, disini menunjukan bahwa si aku lirik dan kau lirik dalam hal ini sang Halikh bahwa ada sebuah permintaan yang sungguh-sungguh dalam hatinya. Di dalam sajak ini telah jelas bahwa ikon atau symbol yang menunjukkan bahwa aku lirik dan kau lirik disini adalah seorang hamba dan penciptaNya dalam hal ini Tuhan Yang Maha Esa.
Larik kedua, “dalam termangu” maknanya adalah perenungan yang dilakukan si aku lirik, ia telah menyadari dosa-dosa yang diperbuat semasa hidupnya,ada penyesalan yang terjadi dan ia telah sadar akan hal itu kemudian pada larik ketiga,keempat dan kelima ia pun mempertegas bahwa si aku lirik ini benar-benar telah menyesal, karena walaupun dalam keadaan susah ia masih tetap mengingat dan menyebut nama Tuhan, ini menandakan bahwa kesadaran si aku lirik disini adalah benar-benar muncul dari dalam hatinya dan itu ikhlas ia lakukan demi taubatnya bisa diterima oleh Tuhan.
Mengingat kau penuh seluruh dapat dimaknai secara denotatif karena disini si aku lirik menyampaikan seluruh isi hatinya dengan sungguh-sungguh menyerahkan dengan ikhlas tak ada lagi keraguan sedikitpun tentang kebesaran dan kekuasaanNya,karena semua ingatannya diaplikasikan sepenuh jiwanya terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa,pencitraan yang ingin disampaikan si aku lirik disini adalah tentang penyesalan semasa hidupnya,karena biasanya ketika orang telah menyerahkan hidupnya kepada Tuhan,maka ia pun tidak ragu lagi untuk menjalani semua perintah dan menjauhi semua laranganNya.
CayaMu panas suci
Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Pada kata cayaMu yaitu cahaya ilahi yang diberikan kepada si aku lirik,sehingga membuatnya sadar akan semua dosa-dosanya,namun keika digabung pada kata panas suci disini yang bermakna hiperbola Sesuatu yang dilebih-lebihkan yang memberikan penjelasan bahwa wahyu dari Tuhan yang ia terima begitu besar dan suci putih,karena wahyu Tuhan itu merupakan mukjisat yang tiada tara kepada hambanya. Sehingga pemberian makna pada larik ini adalah sebuah hidayah yang diberikan Tuhan kepada si aku lirik. Selanjutnya di pertegas lagi pada larik ketujuh dengan memanfaatkan sarana hiperbola yakni “Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi” yang memberikan penjelasan bahwa si aku lirik disini ketika ia mulai mengingat dan berdoa kepada Tuhan yang pada saat itu mengambarkan situasi pada malam hari,gelap hanya lilin yang menerangi ruang tempat ia bermunajad, penafsiran pada kata tinggal menegaskan bahwa tak ada cahaya kecuali cahaya lilin yang kecil dan berkedip-kerdip yang menerangi ruang tempat ia berdoa kepada sang Halikh.
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Pada bait kedua merupakan sebagian isi dari doa si aku lirik pernyataan dari bait diatas merupakan gambaran melalui sarana personifikasi yakni begitu banyak dosa yang ia perbuat semasa hidupnya sehingga ia telah merasa kehilangan bahkan hancur seluruh jiwa bahkan raganya karena akibat dari dosa-dosa yang ia perbuat semasa hidupnya, ditambahkan lagi dengan kata “remuk” Yng mempertegas perasaan yang merasa hancur semua hidupnya, ini menandakan penafsiran aku atas kau itu merupakan sebuah permintaan hamba kepadaTuhannya yang disebut doa karena itu salah satu cara untuk melakukan komunikasi kepada sang Halikh. Melalui larik ini memperkuat bahwa ada sebuah penyesalan masa lalu.
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Didalam bait ke tiga diatas menjelaskan tentang sebuah perjalanan si aku lirik keluar negeri atau ke kota lain dengan tujuan mencari jati dirinya karena selama ini ditempat tinggalnya tidak ia temukan sebuah penjelasan tentang apa sebenarnya tujuan dari hidupnya,dan ketika ia mengembara ke negeri lain baru ia temukan sebuah hal yang membuka mata hatinya bahwa inilah tujuan dari hidupnya yaitu beribadah dan menyembah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Ini melukiskan situasi yang begitu mengharukan,karena selama ini ia baru mendapatkan apa yang ia cari dan disini pula ia membuka hatinya dan menerima hidayah yang diberikan sang Halikh kepadanya dan di pertegas lagi pada bait terakhir yaitu:
Tuhanku
DipintuMu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
Disini lagi-lagi dengan memanfaatkan sarana hiperbola karena dapat dilihat si aku lirik seolah-olah bertemu dengan sang pencipta dengan penuh keyakinan ia mengucapkan doanya bahwa ia tidak bisa lagi pergi jauh dari sang pencipta dan disini pula menandakan bahwa penafsiran yang dapat digambarkan dengan situasi yang mengharukan dan si aku lirik telah benar-benar mendapatkan hidayah dari sang pencipta.
Ketika kita memperhatikan sajak “DOA” dan memperhatikan unsur kebahasaannya maka kita akan mendapatkan suatu ikon. Jika kita menganalisis lirik demi lirik, maka kita akan lihat verba yang berurutan sebagai berikut:
Termangu
Menyebut namaMu
Susah sungguh
Mengingat kau
Hilang bentuk
Mengembara
Aku mengetuk
Tak bisa berpaling
Melihat dari verba pertama yang megambarkan perbuatan yang positif sebagai perenungan penyesalan masa lampau, selanjutnya verba kedua dan seterusnya menandakan keoptimisan dan keseriusan. Dari semua verba itu menunjukkan suatu tindakan atau gerakan yang menunjukkan satu acuan, yaitu “DOA”. Kata doa ini sangatlah mudah diartikan,karena hanya terdiri dari satu bagian kata yakni doa dan semua orangpun tahu yang namanya doa. Mulai dari lari pertama sampai terakhir mengambarkan gerakan yang positif yakni suatu usaha yang tidak sia-sia ia lakukan untuk mendapatkan hidayah dari sang pencipta , karena untuk mendapatkan semua itu butuh yang namanya perjuangan serta penuh kesabaran dan dia telah berhasil akan hal itu. Sajak ini adalan gambaran bagaimana agar doa kita dijamah oleh sang pencipta yanki melalui perjuangan,kesabaran dan ikhtiar atau usaha yang tak pernah putus-putus maka pasti Tuhan akan mengabulkannya.amien
Kesimpulan
Setelah meganalisis sajak maka akan menjadi lebih jelas dan ada beberapa poin yang harus dicatat,namun masih ada beberapa kemungkinan interpretasi,terutama mengenai agama yang dianut si aku lirik disini yang belum jelas yakni sebagai berikut:
a) Aku disini bisa seorang pria ataupun wanita karena semua orang kecuali orang yang tak mempunyai agama dan orang tidak mengakui adanya Tuhan, yang melakukan suatu usaha,perjuangan agar doanya dapat dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
b) Diawal larik terlebih dahulu si aku lirik mengutarakan penyesalan yang begitu besar dalam hidupnya karena dosa-dosa yang diperbuat semasa hidupnya,ia memohon ampun kepada Tuhan dan dengan usaha yang berat ia jalani agar dosanya bisa terampuni.
c) Memasuki lirik kedua sampai terakhir dapat dilihat dengan usahanya yang gigih tak pantang menyerah maka ia mulai mendapatkan hidayah itu.
d) Dengan memahami dari keseluruhan larik sajak maka makna isi dari puisi ini adalah suatu gambaran ketidak putus asaan si aku lirik untuk meraih hidayah dari Tuhan sang pencipta karena berbagai usaha telah ia lakukan dan jalani demi suatu tujuan yang tidak pernah akan sia-sia yakni kebahagian dunia dan akhirat kelak.
Dari keempat poin diatas telah terjadi yang namanya pengorbanan dan perjuangan hamba Tuhan yang dilakukan melalui ikhtiar atau usaha dan doa,maka ia telah merasa bahwa doanya telah dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Jelas bahwa apresiasi dan ekspresi yang pengarang sangat kuat pada sisi religiusnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar